Kamis, 12 November 2009

SURAT DALAM LACI ITU

Nggak ada hal yang paling membanggakan di dunia ini selain pujian dari anak sendiri. Inilah perasaan kami yang kami rasakan selama ini. Buat kami, materi yang melimpah belumlah cukup menjamin seorang anak akan mencintai orangtuanya. Saya berani jamin itu 100%. Banyak orang kaya yang dengan mudahnya memberikan harta benda pada anak-anak mereka, namun sayang, rasa cinta anak tetap nggak akan tumbuh. Kalo pun ada senyum dari anak-anak orang kaya itu, boleh jadi nggak tulus.

Materi memang bukan segala-galanya. Mau dibelikan Blackberry atau PS3, anak kita belum tentu mencintai kita dengan tulus. Alhamdulillah, kami hidup di kelas, dimana harus hemat, nggak jor-joran, nggak dengan mudah memberikan materi sesuai keinginan anak. Ada banyak kekurangan. Tiap kali anak kami meminta ini dan itu -termasuk Blackberry, karena melihat teman-temannya yang masih SD sudah menggunakan benda canggih yang buat kami belum cukup penting itu- kami selalu menolak. Anehnya, mereka bukan menjadi pemberontak atau selalu membantah dengan perintah kami, eh anak-anak kami tetap mencintai kami. Subhanallah!



Suatu hari di sore menjelang buka puasa, kami menemukan sepucuk surat yang kami temukan di tempat tersembunyi. Kami nggak tahu mengapa surat itu diletakkan di dalam laci itu dan dalam rangka apa. Namun segala pertanyaan yang nggak penting itu kami lupakan. Kami lebih fokus pada isi surat yang ditulis pakai tangan oleh anak pertama kami yang berusia 10 tahun. Dan isinya membuat kami bangga dan bahagia. Alhamdulilah. Sebenarnya surat-surat semacam ini sudah sering dibuat oleh anak-anak kami. Bahkan bukan cuma surat, terkadang tanpa diduga, mereka mencium kami dan mengatakan: “I LOVE YOU DAD, MOM!”



I love you Dear. Rajin-rajinlah sholat ya, Nak, karena sholat mencegah perbuatan keji dan munkar, supaya jangan kayak Sheila Marcia yang hamil tanpa kehadiran seorang suami dan dipenjara pula. Lebih dari itu, kalo kami meninggal, doa kalianlah yang diterima oleh Allah...”

all photos copyright by Brill

Tidak ada komentar:

Posting Komentar