Kamis, 12 November 2009

HP KETIGA DAKU

Ini adalah HP ketiga diriku yang maha ganteng ini. HP ini masih tersimpan rapi di sebuah tempat yang aman dan nyaman.

Sebelum memiliki HP berwarna silver bertombol warna hitam ini, saya sudah punya dua HP yang jenisnya juga rada norak. Maksudnya norak, berat, tebal bentuknya, dan old fashion. HP pertama lebih mirip sebagai telepon rumah, karena gagang telepon di rumah. Gede, bo! Buat melempar maling pasti efektif.



Tadinya telepon pertama saya mau disimpan erat-erat, sebagaimana telepon ketiga ini. Ya, siapa tahu pada saat saya menjadi public figure terkenal atau tokoh politik sekaliber para anggota dewan yang terhormat ada di gedung DPR/ MPR sana, HP-HP tradisionil tersebut bisa dijadikan barang bernilai tinggi. At least dipajang di museum purnabakti gitu, deh.

HP ini sempat bertahan lama dalam kehidupan berkomunikasi. Memang saya termasuk orang yang nggak terlalu gadget freak, dimana harus bergonta-ganti HP setiap ada trend HP baru.

Sebenarnya HP ini masih berfungsi dengan baik. Hanya saja, seringkali SIM Card yang dimasukkan ke HP ini seringkali error, karena antara batere HP dan body HP sudah oglek-oglek alias nggak kokoh lagi. Jadi buat menekan SIM Card agar kuat dan kokoh terhadap body dan batere di HP, kudu dikasih buntelan tisu yang banyak. Kata pakar HP, HP daku janis ini memang penyakitnya begitu.

Meskipun sudah nggak berfungsi lagi buat alat komunikasi saya, HP ini masih tetap bermanfaat buat salah satu mainan Khaira. Kalo putri kedua kami sedang main telepon-teleponan, HP inilah yang digunakan.

"Halo! Bisa bicara dengan Papa Brill?"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar