Selasa, 17 November 2009

BREAKDANCE

Ada hal yang menjadi bagian paling heboh di era 80-an: breakdance! Kalo lihat ada sekumpulan muda yang melakukan gerakan patah-patah, rasanya mengingatkan sebuah masa dimana breakdance mewabah.

Aku menjadi bagian era itu. Aku juga menjadikan bagian dari anak-anak muda yang tergila-gila dengan breakdance. Selalu ada waktu untuk breakdance, entah itu Sabtu atau Minggu. Weekdays-nya cukup menggerak-gerakkan tangan, kaki, atau anggota tubuh lain. Jika waktu cukup, kadang mencuri-curi di sekolah. Bersama teman-teman buka "venue" dengan kardus, musik diputar, aktraksi dimulai.

Membawa tape recorder sambil bergaya di jalan. Memakai kaos tangan panjang, dibungkus kaos bendera Inggris. Topi dimiringkan. Sepatu kets. Gak lupa membawa kardus bekas yang diperuntukan sebagai "venue" breakdance. "Venue" bisa dimana-mana, bisa di pinggir jalan, bisa di tengah-tengah lapangan. Pernah sekali waktu, jalan seenak-enak udel, naik ke kap mobil orang. Ribut pada saat kompetisi breakdance, bukan gak pernah, tapi sering banget. Malu kalo diceritakan.


Ketika di Padang. Ketika di SMA Don Bosco, ada saja sentilan untuk kembali bergerak. Menjadi breakdancer lagi. Tapi kayaknya otot udah gak sefleksible lagi. Bukan gak kuat. Ngeri kalo dipaksa, ada yang salah otot. Ya, cukup memperlihatkan ke teman-teman satu gaya: windmill. Gaya berputar yang diperlukan ketahanan tangan kanan dan kiri, serta putaran kaki. Persisi seperti putaran kincir angin. Makanya namanya windmill.

Ada banyak gaya di breakdance. Moonwalking, spider walk, termasuk headspin. Gaya terakhir yang gak sempat dibuat jadi "jago". Ngeri soalnya. Salah berputar, leher bisa melintir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar