Kamis, 12 November 2009

GINI-GINI DAHULU PEMAIN BASKET, LHO!

Dahulu saya seringkali minder dengan tubuh yang nggak terlalu tinggi. Tiap ada acar keluarga, saya selalu dibilang: cetakan jadul alias anak yang lahir zaman dahulu kala, sehingga pendek. Kata-kata yang nggak senonoh itu keluar gara-gara kedua adik saya tinggi.

Adik yang persis di bawah saya, Chitius Hari Bahagia, punya tinggi 173 cm. Sedangkan adik kedua saya, Drian Sandya Nugroho, lebih dahsyat lagi tingginya, 180 cm. Gara-gara tinggi dan tubuhnya rada gemuk, adik kedua saya seringkali dipanggil Boyor alias anak yang tinggi gede. Nah, saya, cuma 165 cm. Pendek kan?


Saya yang berdiri dua dari kanan foto. Pendek ya? Meski ukuran tinggi saya cuma 165 cm, saya selalu masuk tim basket. Ini adalah tim basket ketika saya masih kerja di kelompok Gramedia Majalah di Palmerah sebagai Reporter Majalah HAI.

Padahal rata-rata orang Indonesia setinggi saya, 165 cm. Artinya, ya nggak pendek-pendek amat deh dibandingkan mereka yang punya tinggi 155 cm atau 150 cm, apalagi dibandingkan dengan orang yang tingginya nggak sampe 1 meter. Tetapi saya tetap merasa pendek. Oleh karena itu, saya dahulu sempat minder.

Beruntunglah saya punya kemampuan sedikit, yakni men-dribble bola basket. Jadilah saya masuk ke tim bola basket. Bukan cuma tim pada saat SMA, tetapi pada saat kuliah maupun kerja, saya selalu masuk ke dalam tim. Orang bilang sih saya jago kayak Michael Jordan, padahal saya nggak merasa begitu. Saya lebih merasa kemahiran saya main basket mirip Mario Kempes. Lho, memangnya Mario Kempes pamain basket ya? Setahu saya ia petinju atau pemain catur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar