Kamis, 12 November 2009

BELAJAR BISNIS SEJAK KECIL

Barangkali gara-gara terbiasa melihat kami berbinis, anak pertama kami ketularan suka berbisnis. Sejujurnya kami nggak pernah secara langsung mengajarinya. Kami nggak ingin memaksa anak-anak melakukan apa yang kami inginkan. Apa yang mereka kerjakan harus enjoy.

Kami ingat pertama kali bisnis yang dilakukan anak kami adalah menjual sticker ke teman-teman sekelasnya. Sticker bergambar tokoh-tokoh kartun terkenal, dimana berfungsi sebagai kartu nama, karena selain tokoh kartun, nama dan alamat si pemesan bisa tertera di situ. Lumayan juga teman-teman yang pesan sticker. Berkat penjualan sticker, ada sebagian keuntungan yang ditabung.


Daftar pemesan cup cake selalu ditulis oleh anak kami di whiteboard. Ini buat memudahkan spesifikasi cup cake yang dipesan. Apakah pakai nama di topping cup cakenya? Apa hiasannya?

Setelah sticker, anak kami sempat ikutan menjual pakaian. Ini kejadian saat ada Festival Kemang tahun 2006. Rupanya, anak kami nggak terlalu suka berdagang dengan pola menjaga barang. Membosankan, katanya. Benar sih, sebagai penjaga toko, hidupnya pasti membosankan, karena ada dan nggak ada yang beli, toko kudu dijaga. Nah, anak kami nggak suka cara begitu.

Terakhir, ketika istri saya sedang giat-giatnya mempebesar bisnis kue, anak kami berpromosi ke teman-teman kelasnya. Salah satu kue yang dipromosikan adalah cup cake. Luar biasa! Ternyata banyak temannya yang memesan. Maklum, cup cake buatan istri saya murah meriah, tapi kualitas rasanya mantab. Udah gitu, cup cake yang murah ini bisa dihias dengan ornamen-ornamen yang lucu, plus bisa pesan nama di topping cup cakenya.


Duit hasil jualan anak kami.

Kami bersyukur sekali punya anak yang very talented kayak begini. Nggak cuma mahir di bidang seni, tapi sedikit banyak merasakan bagaimana berbisnis. Kami sempat membaca buku, memang sebaiknya anak kita udah dididik buat bebisnis sejak usia dini. Jangan pernah mengajari anak kita berpikir menjadi karyawan. Bukan nggak bagus jadi karyawan, tapi di masa depan pekerjaan yang paling menjanjikan adalah menjadi pengusaha. Alhamdulillah, kami punya aset yang luar biasa yang diberikan Allah, yakni anak-anak kami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar