Senin, 23 November 2009

HARUSNYA "MEMANUSIAKAN" MANUSIA, BUKAN HEWAN

Bukan rahasia lagi, mereka yang punya peliharaan hewan selalu punya sikap berlebihan. Berlebihan dalam konteks ini adalah perawatan hewan yang dipelihara. Si pemilik hewan peliharaan seringkali jauh lebih “memanusiakan” binatang ketimbang manusia yang ada di sekitar mereka.

Tetangga saya punya burung yang suaranya keren banget. Saya nggak tahu jenis burungnya apa, karena saya nggak peduli. Sungguh nggak peduli. Yang pasti, siulan burung itu mantap punya. Kabarnya burung ini sering juara konteks siulan burung. Nah, tetangga saya ini tiap pagi, sore, dan malam selalu merawat burung ini, sampai-sampai “burung” dan istrinya sendiri nggak pernah dirawat.

Ada lagi cerita dua teman saya. Temen saya yang satu punya seekor anjing, satunya lagi memelihara kucing. Pernah seekor anjing sakit, begitu juga kucing. Waktu sakit dua binatang itu memang nggak bersamaan, tapi yang saya mau share di sini, gara-gara si kucing dan si anjing sakit, dua teman ini ikut-ikutan sakit. Dengan berbagai cara, ia mencoba menyembuhkan binatang peliharaan mereka ini. Mereka nggak peduli jumlah uang yang dikeluarkan, yang penting si anjing dan si kucing sehat wal afiat.


Ini dua Asisten yang sudah lima tahun ini berada di rumah kami. Kami bersyukur mereka betah di rumah, sementara banyak keluarga yang setiap tahun gonta-ganti asisten. Barangkali mereka berdua mengganggap kami sebagai majikan yang "memanusiakan" mereka. Nggak cuma kami, kedua anak kami pun "memanusiakan" mereka berdua.

Kalo ceritanya cuma sampai menyembuhkan kedua binatang itu, ya it’s ok. Tetapi kalo Anda tahu, prilaku dua teman saya ini jauh berbeda ketika mengetahui ada Pembantunya sakit atau Saudaranya kritis. Mereka cuek bebek, tuh! Bagi mereka, baik Pembantu atau Saudara nggak penting. Inilah yang saya sebut sebagai "memanusiakan" hewan ketimbang "memanusiakan" manusia. Lebih peduli pada hewan daripada mahkluk sejenis.

Gara-gara "memanusiakan" hewan, harga hewan jauh lebih tinggi daripada harga seorang manusia. Si manusia yang memelihara hewan atau biasa memanusiakan binatang berani membeli hewan dengan harga berapa pun juga. Apalagi kalo hewan yang dibeli atau nantinya akan dipelihara disangkut pautkan dengan hoki diri mereka. Kalo beli hewan A, maka hokinya gila-gilaan. Kalo beli hewan B, bisnis bakal lancar. Sementara harga Asisten di rumah, terkadang jauh lebih murah dari hewan.

Padahal Asisten kerjanya terkadang lebih berat daripada sang Majikan. Sebelum Majikan pulang, Asisten akan menjaga anak-anak si Majikan, sehingga kerjanya nggak cuma 8 jam, tetapi lebih. Inilah yang menjadikan Asisten tangan kanan si Majikan, dimana tanggung jawab di rumah cukup berat. Sementara penghargaan terhadap Asisten seringkali nggak seimbang dengan tanggung jawabnya. Ironis bukan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar