Minggu, 15 November 2009

"SI MERAH" YANG MENGGEMASKAN BUAT ASISTEN KAMI

Kalo dihitung-hitung, menggunakan jasa ojek langanan bisa membengkakkan budget rumah tangga. Buat ngantar menjemput kedua anak kami pulang sekolah dan mengantar kursus ini-itu, kami bisa menghemat anggaran hampir setara Upah Minimun Regional (UMR) di Jakarta.

Oleh karena itu, kami sekeluarga memploklamirkan diri, sebagaimana Soekarno pernah memproklamirkan kemerdekaan RI tahun 1945, setelah Lebaran 2009 ini, kami memangkas anggaran jasa ojek langganan. Caranya? Ya membeli sebuah motor. Sepeda motor ini buat asisten kami yang sudah 3,5 tahun ini betah membantu tugas-tugas di rumah kami.





Terus terang sedih juga 'memutus' rezeki ojek langganan kami. Habis bagaimana lagi? Sebagai orang yang belum menjadi konglomerat kelas wahid, uang 1 juta per bulan rasanya kok sayang kalo dipakai buat sesuatu yang lebih bermanfaat, ya nggak? Mending uang tersebut dibelikan motor. Lagipula kalo kita percaya Allah, rezeki si tukang ojek pasti akan ada, kok. Itu kalo dia percaya. Kalo saya mah percaya!

Akhirnya kami memilih motor tenaga listrik. Terus terang pembelian motor jenis ini bukan dalam rangka penghematan lagi, tapi lebih kepada komitmen. Kami sekeluarga udah bulat tekad ingin menjadi orang-orang yang cinta lingkungan. Kami nggak ingin menjadi orang yang akan menambah polusi baru di jalan raya.




Sebelum membeli, memang banyak suara sumbang yang mengatakan: "bego loe!", "tanggung beli motor listrik, mending beli motor biasa aja!", atau "motor listrik cepat rusak tahu?!". Namun dengan tekad bulat, sebulat bulan purnama, kami tetap membeli motor yang sangat peduli lingkungan ini. Terserah kalo nantinya kami dianggap 'rugi' atau 'menyesal'. Yang penting, kami nggak melanggar komitmen kami buat menjaga lingkungan ini, sebagaimana komitmen kami (terutama saya) buat mengoes sepeda at least ke kantor seminggu 2 kali, kecuali di bulan puasa ini.

Foto yang Anda plototin ini adalah motor bertenaga listrik yang baru kami miliki dua hari ini. Ternyata enak, bo! Kecepatannya memang nggak bisa melebihi 40 km/ jam, tapi buat kami justru itu lebih baik, karena bisa lebih hati-hati dan nggak ngebut. Nggak malu-maluin kan 'si merah' ini saudara-saudara sebangsa dan setanah air? Cukup menggemaskan bukan?


all photos copyright by Brillianto K. Jaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar