Sabtu, 14 November 2009

NGGAK NYAMBUNG, BLASS!

Kami seringkali dibuat tertawa oleh kelakuan anak kami. Terus terang kami nggak tahu, apa yang membuat mereka punya gagasan-gagasan yang membuat mereka “gila”, dan selanjutnya membuat kami tertawa. Boleh jadi, “kegilaan” mereka berkat Papa-nya juga kali ya? Persis kata pepatah: “Buah apel pasti jatuh dari pohonnya”. Ah, entahlah!

Nah, beberapa waktu lalu, anak kedua kami bikin kami ngakak. Kami nggak tahu apakah Anda akan ngakak juga apa enggak, terserah! Sore itu, istri saya sedang mengerjakan tugas kantor di rumah. Ia sedang menghubungi sebuah travel agent dan mengatur perjalanan dinas yang akan dilakukan bosnya.

Tiba-tiba Khaira mengambil sebuah benda yang ada di sekitar istri. Benda tersebut digunakan seolah handphone. Dengan daya hayal tingkat tinggi, Khaira pura-pura menghubungi seseorang yang dia sebut sebagai Bu Na.

Khaira (sebagai Bu Na):
Halo! Katanya saya mau dijemput?

Khiara:
Oh sudah sampai Jakarta Pusat ya? Jakarta Pusat yang dimana? Oh yang dekat Artha Gading ya? Ok! Ok! Tunggu ya, nanti saya jemput ya.

Khaira (sebagai Bu Na):
Kapan jemputnya?

Khaira:
Ini saya lagi pake baju.

Khaira (sebagai Bu Na):
Habis mandi?

Khaira:
Iya. Sebentar ya saya jemput.

Khaira (sebagai Bu Na):
Berapa lama sampai Artha Gading?

Khaira:
Lima puluh jam!!

***

Dalam kesempatan yang sama, Khaira juga berperan sebagai Majikan yang memerintahkan ke Pembantu untuk menyiapkan sayuran. Majikan yang diperankan Khaira bernama Mbak Ros, sementara sang Pembantu bernama Mbak Eva. Kebetulan Mbak Eva memang nama asli Pembantu kami yang biasa ngurus Khaira.


Khaira (sebagai Mbak Ros):
Halo! Ini Mbak Eva ya?

Khaira (sebagai Mbak Eva):
Iya, saya mbak Eva. Ada apa Nyah?

Khaira (sebagai Mbak Ros):
Tolong masakin sayur ya, mbak. Iya, untuk anak saya.

Khaira (sebagai mbak Eva):
Sayur apa, Nyah?

Khaira (sebagai Mbak Ros):
Sayur bayam. Cara buatnya, direbus terus tambah wortel. Lalu dikasih bumbu. Lalu direbus lagi 40 jam ya!

Khaira (sebagai mbak Eva):
O begitu ya Nyah.

Khaira(sebagai mbak Ros):
Iya, nanti saya kesana ya, kasih uangnya.

***

Kali ini Khaira berperan sebagai Komandan.

Khaira:
Halo-halo! Ada komandan? Ada berapa Komandannya? Nanti bilang lagi ya? Thank you!

***

Kali ini Khaira menyuruh Pembantu kami untuk berperan sebagai Ibu Nganga. Kami bingung, kenapa yang dipilih nama Ibu Nganga. Kok nganga? Aneh! Tapi ya begitulah anak kami. “Keanehan” itulah yang membuat kami tertawa cekakakan. Saking anehnya, telepon-teleponan yang terjadi ini jadi bikin nggak nyambung, blas!

Mbak Eva:
Halo! Ini dengan ibu Nganga?

Khaira:
Oh bukan! Saya dengan ibu Rapat. Saya yang di Jakarta Barat, temannya bu Nganga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar