Rabu, 03 Februari 2010

PEMERIKSAAN KUKU

Tiap Senin, ada pemeriksaan kuku di sekolah Anjani. Dahulu, saat saya masih seusia anak saya yang pertama ini, juga ada pemeriksaan kuku. Dahulu saya nggak tahu, kenapa periksa kukunya harus hari Senin, bukan hari Selasa atau Rabu. Kenapa juga bukan hari Minggu pas anak sekolah libur guru-gurunya datang ke rumah buat memeriksakan kuku anak didik mereka.

"Iya, bentar, aku masih di jalan," ucap Anjani seraya menjawab pertanyaan temannya via handphone. Saya yang sedang mengendarai mobil belum mengerti apa isi pembicaraan anak saya dengan temannya di seberang telepon sana itu.


Pertanyaan-pertanyaan soal hari pemeriksaan kuku di atas itu memang terlihat naif, dengan kata lain bodoh. Tapi harap maklum, namanya juga anak-anak. Mereka kadang nggak dijelaskan alasannya, tetapi pihak sekolah langsung menetapkan sebuah kebijakan.

"Duh! Nggak sabaran amat sih kamu? Aku masih di jalan tahu?" ucap Anjani lagi dengan nada tinggi. Mendengar anak saya sewot, saya pun ikut-ikutan sewot.


Akhirnya saya sedikit tahu, kenapa Senin. Bahwa memulai hari sekolah adalah hari Senin. Setiap kali memulai, harus dilakukan dengan sesuatu yang sesuai aturan: sopan, bersih, dan penuh disiplin.

Akhirnya saya pun tahu, kenapa temannya menghubungi Anjani terus menerus. Ternyata Anjani adalah satu-satunya siswa di kelasnya yang membawa guting kuku. Oalah! Pantes saja temannya itu rewel. Berkali-kali handphone Anjani berdering. Ternyata gunting kukunya ditunggu oleh sejuta umat alias teman-temannya yang belum menggunting kuku mereka.

"Adik juga pemeriksaan kuku," ujar Khaira yang pagi itu ikut satu mobil dengan kami. "Tapi selain kuku, adik juga diperiksa rambutnya."

"Kenapa rambutnya diperiksa, Dik?" tanya saya.

"Supaya gurunya bisa lihat di rambut murid-muridnya ada yang kutuan (ada kutunya) atau enggak," sambar Anjani.


all photos copyright by Brillianto K. Jaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar