Jumat, 05 Februari 2010

ADIK SUDAH SIAP, MA!

Penampilkan Anjani menjadi penari di opening program Opini di tvOne begitu berkesan buat Khaira. Saat itu putri pertama saya itu menari tarian tradisional Betawi, Blantek.

Sebagai anak yang juga doyan nari, Khaira juga ingin tampil di televisi. Nggak heran kalo hampir setiap hari, ia selalu memohon pada saya agar bisa tampil seperti kakaknya di televisi.

"Kapan Adik nari, Pap?"

"Nanti ya Papa cari temanya yang cocok supaya adik bisa nari," jawab saya sedikit berdiplomasi.

"Adik sudah kasih tahu ke guru nari adik kalo sekolah Adik akan tampil di tvOne," ucap Khaira lagi.

Kalo ditagih nari, saya cuma bisa tersenyum dan berdiplomasi. Jujur, saya ingin Khaira tampil di televisi sebagaimana kakaknya. Buat saya tampil di panggung, juga di televisi melatih mental si anak buat berhadapan dengan penonton. Namun, saya tentu harus mencari tema-tema yang tepat agar pemunculan anak saya dan teman-temannya menari di televisi sesuai.



Khaira selalu nggak mau kalah dari kakaknya. Naluri berkompetisi selalu muncul. Kakaknya nari di televisi, ia pun ikut-ikutan mau nari di televisi.

Tentu saya tidak sembarangan memasukkan anak saya tampil di televisi. Artinya, mentang-mentang temannya cocok, Khaira jadi dipaksakan tampil. Oh, no! Kebetulan Khaira memang bisa nari. Setiap Senin setelah pulang sekolah, ia selalu ikut ekstra kulikuler menari. Khaira pun sering tampil nari di atas panggung. Terakhir, ia menari kelinci pas perpisahan anak-anak TK B menuju ke SD.

Sudah seminggu ini, Khaira nggak menaggih saya buat menari di televisi. Dengan begitu, saya jadi merasa nggak berdosa, karena seolah merasa berjanji. Apalagi katanya Khaira, beberapa gurunya sudah tahu kalo sekolah TK At-Taqwa, tempat anak kami bersekolah, akan tampil di televisi.

Suatu pagi, Khaira muncul di kamar.

"Mama, Adik sekarang sudah siap!"

"Siap apa, Dik?" tanya istri saya.

"Siap tampil nari di tvOne!"

Gubrak!


foto copyright by Brillianto K. Jaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar