Senin, 22 Maret 2010

"SOALNYA KATANYA KEMAHALAN."

Kisah ini masih soal donat. Maklumlah, kisah soal donat dan bagaimana Khaira berjualan cukup menarik kami sebagai bahan obrolan keluarga. Lebih dari itu, penjualan donat yang Khaira lakukan ini adalah baru pertama kali. Beda sama kakaknya, Anjani, yang sudah berkali-kali jualan kue buatan istri saya tercinta.

"Pap, tahu nggak? tadi bu Lina juga beli donat," kata Khaira.

"Oh ya? Wow?! Luar biasa banget! Hebat! Lalu temen-teman adik gimana?" tanya saya penasaran. Hebat banget Khaira bisa menawarkan jualan donatnya ke bu Lina. Oh iya, bu Lina ini adalah guru kelas Khaira.

"Widian nggak jadi beli, Pap," ucap Khaira.

"Lho kenapa?"

"Nggak tahu! Sebenarnya Levina mau beli, tapi dia nggak masuk."

Widian itu adalah teman sekelas Khaira yang beberapa hari sebelumnya tertarik buat membeli donat. Sedangkan Levina juga teman sekelas Khaira. Beda dengan Widian, kalo Levina sudah bayar Rp 2.000 buat beli donat. Ingat kisah saya sebelum ini kan? Dimana Khaira menerima uang Rp 2.000 dari Levina dan uangnya langsung masuk celengannya tanpa menyetor terlebih dahulu ke istri saya?

"Lalu siapa lagi yang beli donat adik?"

"Oh, Salma. OK. Salma beli berapa donat?"

"Salma ambil 5 donat."

"Wow, hebat sekali! Terus Salma bayar berapa dik?"

"Dua ribu."

"Lho, kenapa dua ribu? Harusnya kalo ambil lima donat bayarnya kan lima ribu? Adik tahu kan hitung-hitungannya?"

"Iya, adik tahu. Satu donat seribu, kalo lima donat limaribu. Tapi kata Salma, bayarnya dua ribu aja, soalnya katanya kemahalan kalo bayar 5000."

Walah! Ada-ada saja!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar