Minggu, 14 Maret 2010

KUNJUNGAN SALMA KE RUMAH

Salma adalah teman sekelas Khaira yang paling akrab. Saking akrabnya, dua anak ini nggak bisa dipisahkan satu sama lain. Ibarat pepatah, ada gula ada semut. Ada Khaira ada semut. Eh, salah! Maksudnya dimana ada Khaira, ya di situ pasti ada Salma.

Sejarah bagaimana mereka menjadi akrab sebenarnya tejadi baru lebih dari setahun ini, ya ketika Khaira dan Salma selalu satu kelas di TK At-Taqwa, Rawamangun, Jakarta Timur, yakni dari kelas A1 dan sekarang di B2.


Khaira dan Salma sedang mengisi soal yang saya buat di whiteboard.

Di dalam kelas, mereka berdua selalu satu meja. Nggak cuma semeja, tetapi juga selalu bergandengan kalo jalan. Kebetulan ukuran tubuh mereka sama. Yang nggak kompak cuma celana dalam. Nggak mungkin kan celana dalam mereka sama? Misalnya kalo Salma pakai celana dalam warna pink, Khaira kudu menyamakan celana dalamnya dengan warna pink. Atau tuker-tekeran. Ah, itu mah najis tralala!

Sabtu ini, rumah kami kedatangan Salma. Mamanya mengantarkan Salma pagi-pagi. Oleh karena Salma mau datang pagi-pagi, Khaira membangunkan kami pagi-pagi juga. Sebetulnya setiap hari kami memang bangun pagi-pagi. Kami bangun 4.35 wib. Tetapi hari, hari dimana kami harus bangun pagi-pagi juga kebetulan hari Sabtu.

Buat kami, Sabtu harus menjadi satu dari tujuh hari yang menjadi hari 'termalas' di seluruh dunia, khususnya di pagi hari. Kita memang tetap sholat Subuh, tetapi habis sholat Subuh, ya tidur lagi, bo! Sampai waktu yang ditentukan. Nggak olahraga? Kalo Sabtu jarang berolahraga, tetapi kalo Minggu, itu wajib! Nah, ketika Khaira meminta kami bangun pagi di hari Sabtu, bukan main sebal rasanya.

"Masih pagi, Dik," jawab saya di atas ranjang, dengan intonasi malas.

"Salma mau datang, Pap," ucap Khaira.

"Lalu kenapa?"

"Adik mau mandi dan kita harus menyambut Salma."

Busyet! Nih anak sok ngatur amat ya? Kecil-kecil sudah ngatur Papa dan Mama-nya. Pake acara menyambut Salma segala pula. Tapi sebagai Papa yang mencoba baik, saya kudu menghormati anak saya yang ingin menghormati kedatangan sahabatnya itu. Ya, terpaksa saya ber-rock n roll lagi deh! Maksudnya, mandi pagi di hari Sabtu nan cerah ceria.

Salma pun datang. Eng ing eng!

Setiap kali teman-teman anak saya datang ke rumah, saya dan istri selalu berusaha menjadi temen-teman mereka juga. Ini memang strategi saya supaya kami bisa dekat dengan mereka, begitu juga sebaliknya. Alhamdulillah, kehadiran kami nggak menganggu mereka.

Ketika Salma datang, saya pun berusaha menjadi teman Salma. Khaira antusias banget menjadikan saya partner saat bermain, begitu juga Salma. Kadang saya pun membuat permainan yang mencoba mengajak mereka berinteraksi. Bermain sambil belajar.

"Sekarang cepat-cepatan isi soal ya?" ajak saya. "Siapa yang cepat, jadi juara."

Dan saya pun membuat soal di whiteboard, yakni sebuah hitung-hitungan sederhana. Baik Khaira maupun Salma diberikan spidol masing-masing untuk mengisi hitung-hitungan sederhana yang saya buat.

Saya juga membuat permainan lain, yakni tebak-tebakan meniru salah satu program di Disney Channel, yakni memasang-pasangkan gambar yang tepat. Di sebelah kiri misalnya gambar payung, sedang gambar di sebelah kanan gambar awan yang ada air hujan. Nah, kalo kedua gambar itu tepat, maka ditarik garis ke gambar yang tepat itu.

Seru, pokoknya main dengan teman-temannya anak kami! Ya, meski kadang saya sebagai orangtua harus ikutan joged ala High School Musical, saya nggak peduli, yang penting bisa dekat dengan mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar