Selasa, 01 Desember 2009

UNDANGAN BUATAN KHAIRA KETIKA ASYIK BERSABUN-SABUN RIA

Setiap kali mandi, saya selalu menggunakan shower. Bukan mau sok-sokan jadi orang kaya, tetapi kebetulan di kamar mandi saya dipasang shower dan nggak ada bak mandi. Yang ada selain shower, ember besar berwarna merah, yang diperuntukan buat mereka yang nggak suka ber-shower-shower ria, which are istri saya dan kedua anak kami.

Kata orang, mandi pakai shower itu malah bagus, yakni irit air. Dengan shower, seluruh tubuh rata terkena air. Kalo dengan gayung, guyuran air belum tentu merata. Kalo Anda menguyur air dari kepala dengan gayung, belum tentu terkena bagian-bagian tubuh yang ada di bawahnya. Lho, kok kita jadi ngebahas soal shower ya?


Undangan yang dikrimkan oleh Khaira lewat bawah pintu kamar mandi.

Alkisah, saya sedang mandi dengan shower di suatu pagi yang indah ceria. Anda bayangkan pada saat asyik-asyiknya memakai sabun (sampai ke seluruh badan dan wajah), saya mendengar panggilan anak kami, Khaira.

“Papa Brianto!” teriak Khaira.

Anak kedua saya ini kalo panggil nama saya memang selalu ketinggalan huruf “L”. Mending ketinggalannya cuma satu, tetapi ketinggalan dua huruf “L”. Bukan ia nggak bisa mengucapkan huruf “L”. Ia fasih kok, bahkan huruf “R” sudah mampu diucapkan dengan canggih. Barangkali nama saya rada ribet diucapkan secara utuh oleh anak umur 5 tahun kali ya? Nama saya terlalu Inggris-Inggris gitu kali ya?

“Papa Brianto!” teriak Khaira lagi.

“Iya, Nak!”

“Ini ada undangan dari Mama!”

“Undangan apa, De?!” tanya saya sambil terus menyabuni beberapa anggota tubuh yang belum terkena sabun, dimana anggota tubuh saya nggak boleh diketahui oleh Anda. Sebab, nanti saya terkena Undang-Undang (UU) Pornografi dan Pornoaksi.

“Undangan ulang tahun! Buruan keluar, Pap!” perintah Khaira.



Spelling Khaira masih asal. Tetapi usahanya buat menulis patut kami banggakan.

“Papa masih mandi, De!”

“Pintu kamar mandinya dibuka sedikit...”

“Papa lagi sabunan, De. Nanggung, nih!”

Khaira memang begitu. Ia selalu ngotot terhadap keinginannya. Sometimes bagus banget kalo ngotot pada sesuatu keinginan, sehingga konsisten dan persisten, dan lama-lama bisa berhasil. Tetapi sometimes cukup annoying.

“Papa Brianto! Buruan buka!” perintah Khaira lagi dari balik pintu kamar mandi.

Saya yang masih sabunan terpaksa segera mengakhiri acara sabun-menyabun ini. Shower pun segera dibuka dengan full, sehingga air yang keluar begitu deras. Ya, menggejar perintah Khiara, supaya nggak mengecewakan anak saya ini.

“Undangannya adik taro di bawah pintu ya, Pap!” ujar Khaira.

“Nanti basah, De!” kata saya.

“Enggak, kok!”

Ya, amplop! Ini anak ngotot amat, sih?! Terpaksa, sambil merem melek terkena guyuran air shower, saya melihat sebuah kertas perlahan-lahan muncul dari bawah pintu kamar mandi. Di atas surat itu tertulis “HEPPI BDE SIDI”. Maksudnya Happy Birthday Sindhi. Sindhi nggak lain nggak bukan nama istri saya. Sedangkan di bawah kertas HVS yang dilipat itu tertulis BILYATO”, which is nama saya. Di antara tulisan itu ada gambar lima balon.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar