Selasa, 05 Januari 2010

PENGGILA ULAR TANGGA NUMBER ONE

Kalo ada satu permainan yang sedang digila-gilai oleh Khaira nggak lain nggak bukan adalah ular tangga. Tahu dong permainan ular tangga? Buat yang belum tahu, mari saya kasih tahu.

Ular tangga itu bukan permainan tradisional. Entah dari mana asal muasal ular tangga dan siapa penciptanya. Yang pasti bukan Tuhan Yang Maha Esa. Permainan ular tangga itu membutuhkan tiga alat. Pertama papan yang berisi kotak-kotak, dimana di tiap beberapa kotak ada perintah atau gambar. Misalnya ada perintah, maju dua langkah. Atau ada gambar, ular yang naik dari kotak nomor 10 menuju kotak nomor 30.


Inilah permainan ular tangga yang kebetulan kami dapat dari Alfamart. Tiba-tba ular tangga ini menjadi permain favorit Khaira.

Alat kedua adalah dadu. Dadu adalah sebuah kotak kecil, dimana pada tiap sisi dadu ada titik-titik yang jumlahnya berbeda-beda. Titik-titik ini sebagai pengganti angka. Jadi kalo titiknya ada tiga, itu sama saja angka 3. Titiknya lima, ya berarti angka 5. Yang terbanyak adalah enam titik.

Dadu ini berfungsi buat menentukan berapa langkah kita akan melewati kotak-kotak yang ada di papan ular tangga. Misalnya titik yang muncul adalah empat titik atau angka 4, maka kotak yang harus kita lewati sejumlah angka tersebut, yakni empat kotak. Begitu juga kalo kita mendapat titik dua, tiga, dan seterusnya. Tentu saja buat mengetahui berapa titik yang akan kita dapat, dadunya kudu dikocok terlebih dahulu. Oh iya, kalo dadu menunjukan enam titik atau kita mendapat angka 6, maka kita mendapat kesempatan buat mengocok dadu lagi.

Alat terakhir yang nggak kalah penting adalah kotak kecil yang harus dimiliki oleh masing-masing pemain. Kalo dalam catur ada raja, benteng, kuda, dan pion sebagai prajurit yang kudu dijalankan bergantian sesuai strategi pemain. Nah, dalam ular tangga milik anak saya ini nggak ada kayak di catur, tetapi kotak kecil. Buat membedakan antara pemain satu dengan pemain lain adalah dengan warna. Ada warna hijau, merah, hitam, dan putih.

Nggak ada hari tanpa bermain ular tangga. Siapa saja orang yang berada tepat di depan hidungnya, pasti akan diajak main. Bukan cuma kami berdua, para asisten di rumah, dan juga Akung dan Uti-nya pun harus selalu stand by kalo diajak main ular tangga.


Buat menjalankan permainan, ular tangga milik anak saya menggunakan kotak kecil kayak begini. Agar membedakan pemain satu dengan pemain lain, kotak kecilnya ditandai dengan warna.

Suatu hari, istri saya harus cepat pulang kantor. Ia ingin membuat kue pesanan dari temannya. Seperti biasa, ia menghubungi kedua anak kami, termasuk Khaira.

"Asyik, Mama pulang cepat!"


Istri saya tahu, anak-anak kami pasti akan senang kalo Mama-nya pulang lebih awal dari biasanya. Apalagi kalo tahu Mama-nya akan membuat kue, mereka pasti bakal exiting. Tapi kenyataan ternyata berbeda.

"Adik mau bantuin bikin kue ya?"

"Enggak!"

"Lalu kenapa adik suka kalo Mama bisa pulang cepat?"

"Adik mau main ular tangga sama Mama."


all photos copyright by Brillianto K. Jaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar