Kamis, 01 April 2010

MENAMBAH EMPAT HATI

Kalo dipikir-pikir, Khaira itu paling rajin bikin surat. Baik itu surat yang cuma gambar pria dewasa dengan tulisan ‘papa’ atau wanita dewasa bertuliskan ‘mama’, buat dia itu termasuk surat. Difinisi surat buatnya memang masih sederhana, yakni ada gambar atau tulisan di dalam sebuah kertas yang kemudian dilipat-lipat.

Pagi ini, Khaira membuat surat lagi. Saya baru saja bangun. Mata belum benar-benar terbuka dengan sempurna. Namun Khaira sudah meminta saya membuka sebuah surat. Sebuah surat buat Papa dan Mama.

Ini maksudnya apa, Dik?” tanya saya, mencoba mengajak Khaira berani mengutarakan pendapatnya.

Ini gambar papa dan di atas adalah gambar hati,” jelas Khaira.

Di dalam surat itu ada sebuah gambar pria dewasa dengan sebuah hati di atas gambar tersebut. Pria dewasa itu nggak lain adalah saya, Papanya Khaira. Di samping gambar saya, ada gambar wanita dewasa dengan empat buah hati. Saya mulai menebak-nebak, kenapa saya cuma dikasih satu hati, sedangkan istri saya empat hati. Kayaknya saya mengerti…

Ini maksudnya, adik lebih sayang Mama daripada papa,” ucap Khaira.

Istri yang mendengarkan putri kedua saya menjelaskan itu tersenyum.

Oh jadi adik nggak sayang papa?” tanya saya berusaha menggali ucapan Khaira sebelumnya.

Sayang, tapi adik lebih sayang mama.”

“Yasudah kalo begitu, papa pergi dulu ya. Papa mau di kamar saja sendiri…”

“Ah, papa,” Khaira merengek sambil memegang kaos saya.

“Adik kenapa? Adik kan nggak begitu sayang papa?”

“Ah, papa. Papa gitu deh,” rengek Khaira lagi.

“Gitu kenapa?” tanya saya lagi. “Udah ah papa mau ke kamar dulu ya…”

Saya langsung kabur. Naik ke lantai atas. Rupanya Khaira mengejar saya di belakang. Namun karena langkah saya lebih cepat, Khaira jadi nggak bisa menangkap saya.

Saya kemudian masuk ke kamar dan menutup pintu. Khaira mencoba mendorong-dorong pintu, berusaha masuk. Tapi tenaga saya tentu lebih kuat dari Khaira. Rupanya Khaira cuma beberapa kali mendorong-dorong pintu. Ia tahu, nggak akan mungkin mengalahkan saya. Nggak heran kalo kemudian, ia meninggalkan pintu kamar dan entah apa yang akan dilakukan selanjutnya.

Nggak lama kemudian, sebuah kertas dimasukkan dari bawah kolong pintu kamar, dimana saya sedang tidur-tiduran. Rupanya kertas itu adalah surat yang tadi, yakni surat yang berisi gambar pria dewasa dengan satu hati dan wanita dewasa dengan empat hati, yang artinya Khaira lebih sayang ke istri saya daripada ke saya.

“Tuh adik sudah tambahin hatinya,” kata Khaira sambil membuka pintu kamar.

“Maksudnya apa ini?” tanya saya, pura-pura nggak tahu.

Ada perubahan di hati. Khaira rupanya menambahkan empat hati di atas gambar pria dewasa, yakni saya. Sementara wanita dewasa diberi satu hati lagi. Jadi masing-masing gambar memiliki lima hati.

“Artinya adik sayang ke Papa dan Mama sama,” ujar Khaira sambil tersenyum.

Duh, nikmatnya mendapatkan pengakuan dari anak sendiri seperti itu. Hati saya plong banget. Siapa orangtua yang nggak senang disayang oleh anaknya? Ending dari kisah ini, Khaira merentangkan kedua tangannya, seolah ingin memeluk badan saya. Saya pun membuka kedua tangan saya. Kami pun saling berangkulan. So romantic!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar