Senin, 11 April 2016

Kalo Nggak Bikin Karya Positif, Mending Nggak Usah

Minggu lalu, anak saya ngajak ke acara inagurasi. Kebetulan waktu magangnya sudah selesai. Ia dan teman-temannya akan "dilepas" oleh kantor tempatnya magang. Nah, acara pelepasan anak-anak magang tersebut dinamakan inagurasi.

Saya hadir beserta istri dan anak saya kedua. Nggak kayak di tempat magang saya saat kuliah dulu, kantor tempat magang anak saya ini membuat acara khusus. Memang, inagurasi di sini nggak kayak inagurasi di kampus. Namun, inagurasi yang saya hadiri ini menarik. Anak-anak magang diminta untuk melakukan presentasi ke seluruh peserta, dimana para peserta merupakan para orangtua. Ibarat kreator yang mempresentasikan ke klien, satu per satu, anak magang mempresentasikan karya mereka.

Saya bangga melihat karya anak-anak SMK ini. Mereka sudah mahir membuat grafis, design logo, animasi 3D, maupun karya lain yang wajib mereka buat. Saya membayangkan, saat di usia mereka, saya nggak mampu membuat karya seperti mereka.

"Anak-anak sekarang memang jago," puji saya pada mereka dalam hati.

Di acara inagurasi ini, saya diminta menjadi wakil orangtua untuk memberikan sambutan. Awalnya saya kaget. Malam sebelumnya, anak saya meminta saya untuk menjadi wakil.

"Kenapa papa, Nak?" tanya saya pada anak saya.

"Ya, nggak tahu, kata mentor papa yang jadi wakil," jelas anak saya.

"Lho, kok nggak tahu? Trus, papa bicara apa nanti?" tanya saya.

"Ngucapin terima kasih aja, pa. Tapi jangan lama-lama ngasih sambutannya. Cukup satu menit aja," terang anak saya.

Jadilah saya maju ke depan. Di depan seluruh orangtua, anak-anak magang, seluruh mentor, dan juga pimpinan perusahaan tempat anak saya magang, saya pun memberikan sambutan.

Dalam sambutan, saya mengucapkan kekaguman atas karya anak-anak magang. Tentu saja saya mengucapkan terima kasih atas bimbingan pimpinan serta para mentor yang telah mencurahkan waktu dan ilmunya ke anaka-anak magang. Nggak lupa saya menyampaikan pesan yang juga pernah saya sampaikan ke anak saya.

"Silahkan berkarya apa pun, asal karya itu berguna bagi banyak orang. Saya sempat mengatakan ke anak saya, mending nggak usah berkarya kalo karya itu nggak inspiratif atau berguna..."

Memang, saya selalu berpesan pada anak saya, karya harus berguna. Sebab, semua karya akan dipertanggung jawabkan pada Allah. Percuma bikin karya kalo akhirnya akan merusak penonton. Apa misalnya? Bikin film yang merusak moral. Bikin sinetron yang ceritanya dilarang oleh agama. Saya nggak perlu memberikan contoh. Anda pasti sudah mengerti mana yang merusak moral dan dilarang agama.

Dalam sebuah karya, harus juga menjadi sebuah syiar positif. Kalo orang menyaksikan karya tersebut, orang-orang akan tergugah dan terinspirasi berbuat baik. Nah, saya selalu berdoa, anak saya kelak menjadi kreator yang menghasilkan karya-karya inspiratif, buat agama dan bangsa ini. Aamiin! 

cc
+Ikj k +Sinematografi AKOM BSI +Sinematografi UI  +Sinematografi wiraraja 1  +Sinematografi 5  +Sinematografi Transferin  +Sinematografi St Paul Jember  +Sinematografi Ua  +FilmIndonesia21